Rabu, 09 November 2016

Pesona Terpendam Danau Hanjalutung




KOTA Cantik Palangka Raya, Kalimantan Tengah, ternyata memiliki banyak potensi wisata yang masih terpendam. Salah satunya adalah Danau Hanjalutung di Kelurahan Petuk Katimpun, Kecamatan Jekan Raya. Seperti apa daya tariknya ?
Danau Hanjalutung memang hampir tidak pernah terekspos keluar, padahal danau yang memiliki luas kurang lebih 12 hektare (ha) dengan kedalaman sekitar tujuh meter tersebut, memiliki pesona yang bagus untuk dijadikan tempat wisata.
Padahal danau yang masih terhubung dengan Sungai Rungan tersebut, dihuni berbagai jenis ikan air tawar seperti jelawat, baung, tahuman,  saluang dan berbagai jenis ikan air tawar lainnya. Potensi tersebut sangat bagus untuk wisata pemancingan dan tempat budidaya ikan, ditambah lagi pemandangan sekitar danau sangat menarik.
Sayangnya, pemerintah masih memandang sebelah mata potensi danau yang memiliki berbagai spesies ikan air tawar itu. Buktinya akses untuk menuju ke Danau Hanjalutung jauh dari kata layak. Padahal jarak dari simpang tiga Jalan Tjilik Riwut Km 10 Palangka Raya menuju ke danau tersebut kurang lebih 6 km. Jarak yang hanya 6 km tersebut, jika ditempuh menggunakan sepeda motor butuh waktu 20 hingga 30 menit. Itu karena medan yang dilewati benar-benar ekstrem, jalan menuju danau yang dibiarkan diselimuti semak belukar.  
Perjuangan masyarakat Petuk Katimpun untuk mengelola kawasan tersebut sebagai objek wisata alternatif di Kota Palangka Raya sudah dilakukan. Bahkan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Petuk Katimpun sudah pernah mengusulkan kepada Pemko Palangka Raya, agar mendukung usulan dari Pokdarwis mengembangkan kawasan danau Hanjalutung.
Bahkan, Ketua  Pokdarwis) Kelurahan Petuk Katimpun Dalaji M Murad mengakui pihaknya sudah lama mengusulkan kepada pemerintah kota, agar Danau Hanjalutung dijadikan objek wisata di Kota Palangka Raya. 
Menurut pensiunan PNS dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalteng ini, jika Danau Hanjalutung dipoles, seperti membangun gazebo tempat bersantai serta berbagai wahana bermain, maka akan menjadi daya tarik tersendiri.
“Saya yakin, akan banyak orang yang berkunjung ke Danau Hanjalutung. Oleh sebab itu, kami warga di Petuk Katimpun sangat mengharapkan kawasan tersebut bisa dijadikan tempat wisata pilihan warga Kota Palangka Raya,” kata  pria 58 tahun ini.
Warga lainnya Zainudin US Udang menyebut, pihaknya bersama dengan masyarakat Petuk Katimpun sangat berharap, pemerintah bisa memperhatikan usulan masyarakat untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai tempat wisata. Kalau Danau Hanjalutung dijadikan objek wisata, maka saya yakin secara tidak langsung perekonomian masyarakat sekitar akan meningkat, ” ucapnya Zainudin ketika melihat langsung kawasan Danau Hanjaluntung.
Melihat potensi ini, seharusnya pemerintah peka terhadap usulan masyarakat. Apalagi usulan itu sangat berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, masyarakat kota Palangka Raya tentunya juga ingin ada kawasan wisata yang berbeda untuk menghabiskan akhir pekan. Jika kawasan ini dikelola dengan baik, dampaknya juga sangat bagus untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD). (*)


Selasa, 08 November 2016

Setelah Berhasil Pemerintah Baru Hadir




Anggota Poktan Oibama ketika panen tomat 15 September 2016



Gairah Warga Mengolah Lahan Gambut di Kalteng


KONDISI tanah di Kota Palangka Raya, Kalteng. Dikenal dengan tanah berpasir dan gambut, hal ini tentunya tidak memungkinkan sebagai lokasi atau areal untuk membuka lahan menanam tanaman hortikultura atau sayur-sayuran dan buah-buahan, apalagi untuk menanam padi. Sepertinya sangat tidak mungkin dilakukan di lahan gambut yang setiap musim hujan selalu tergenang dan rawan terbakar ketika kemarau tiba.
Permasalahan ini tentunya menjadi penyebab, kenapa Kota Palangka Raya khususnya, selalu mengimpor kebutuhan pokok seperti sayur-sayuran, beras hingga ayam ras dari provinsi tetangga yakni Kalimantan Selatan (Kalsel). Jangan heran, kalau pendatang yang baru ke Palangka Raya kaget ketika berbelanja kebutuhan pokok. Karena harganya sedikit lebih malah dari daerah lainnya.
Melihat ketergantungan ini, masyarakat mencari terobosan dan cara untuk mengelola lahan gambut agar menjadi tanah subur dan menghasilkan. Adalah kelompok (Poktan) yang benar-benar serius mengelola lahan gambut, agar bisa subur dan menghasilkan. 
Namun, bagi Kelompok Tani (Poktan) Oibama di Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit, tidak ada yang sulit untuk mengolah lahan gambut, berpasir.
Saya berkesempatan melihat langsung lokasi Poktan Oibama, dari Kota Palangka Raya berjarak kurang lebih 60 km. Apabila ditempuh dengan menggunakan kendaraan mobil maupun sepeda motor, kita hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam.
Saya berangkat bersama Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Palangka Raya Abdul Aziz Suseno, setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam melalui jalan beraspal, dan sekitar 15 melintasi jalan berpasir. Akhirnya, saya tiba di lokasi Poktan Oibama. Kondisi tanah gambut dan gersang langsung sirna ketika memasuki  kawasan perkebunan yang dikelola oleh kombinasi masyarakat lokal dan pekerja dari Pulau Jawa.
Di lokasi perkebunan terbentang lahan seluas kurang lebih 120 hektare (ha). Lahan tersebut dikelola oleh Poktan Oibama. Poktan yang tergabung dalam KTNA Palangka Raya ini sekitar satu tahun terakhir fokus menanam tanaman hortikultura, seperti sayur mayur dan buah-buahan.
Siapa yang menyangka, di atas lahan gambut dan berpasir itu, bisa tumbuh dengan subur tanaman hortikultura. Bahkan, sebagian sayurannya bisa menutupi kekurangan kebutuhan di Kota Palangka Raya. Seperti sayur tomat, kacang-kacangan, timun, cabai rawit dan cabai keriting. Kemudian ada buah semangka dan melon.
Hasil perkebunan di Poktan Oibama ini, tak hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Palangka Raya khususnya dan Kalteng secara umum. Akan tetapi, juga diekspor keluar  Kalteng. Salah satunya, ketika panen semangka pada 2015 lalu. Poktan Oibama mengekspornya ke Surabaya, Jawa Timur dan Pontianak, Kalimantan Barat. Total semangka yang diekspor mencapai 50 ton. 
Ketua KTNA Palangka Raya yang juga Ketua Poktan Oibama Abdul Aziz Suseno mengaku sangat bangga melihat semangat dari pekerja di Poktan Oibama di Kelurahan Pager ini dalam mengembangkan tanaman hortikultura. Dengan ini, ia mengharapkan masyarakat bisa sadar untuk bertani. Para pekerjanya pun  dilibatkan masyarakat lokal. Setelah satu tahun berjalan, ternyata hasilnya cukup menjanjikan.
Abdul Aziz menargetkan, selain meningkatkan partisipasi masyarakat untuk sadar bertani. Poktan Oibama bisa membuat  masyarakat mandiri, kemudian tidak tergantung dengan pemerintah, dengan demikian kesejahteraan akan mengikuti.
“Pertanian sangat menjanjikan, sayangnya sebagian kaum muda malas bertani. Nah, mindset seperti itulah yang akan diubah. Imej petani miskin harus kita ubah,” ucap Abdul Aziz.  
Selama ini, Abdul Aziz mengakui, Poktan Oibama bekerja sendiri saat membuka lahan tersebut. Namun, siring bejalannya waktu, ternyata usaha dan kerja keras pekerja membuat Poktan Oibama mampu mengolah lahan gambut tersebut. Dengan menggunakan pupuk kandang, lahan gambut yang tadinya berpasir berubah menjadi tanah yang subur dan menghasilkan.
Melihat gairah Poktan Oibama ini dalam mengolah lahan gambut menjadi subur, mendapat perhatian serius dari Pemko Palangka Raya dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng. Bahkan Kabid Pengembangan Produksi Hortikultura Kalteng,  Vinolia Tantri menyebut, Pemprov Kalteng sangat mendukung pengembangan tanaman hortikultura di Kalteng. Bentuk dukungan tersebut, Distanak Kalteng memberikan bantuan bibit bawang merah kepada Poktan Oibama.  Hal itu diharapkan, untuk mencukupi kebutuhan bawah di Kalteng.
Keberhasilan Poktan Oibama dalam mengolah lahan gambut menjadi lahan yang subur, ternyata sampai ke telinga pejabat di Kementerian Pertanian RI. Sekitar September 2016 lalu, perwakilan dari Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI,  melihat langsung lokasi perkebunan Poktan Oibama. Setelah melihat langsung, Husni pejabat dari Dirjen Hortikultura mengaku, potensi sangat luar biasa untuk pengembangan tanaman hortikultura.
Meskipun tanah gambut, kata dia, perkebunan yang dikelola Poktan Oibama ini sangat bagus. Asalknya diperbanyak untuk pupuk kandangnya. Intinya kita melihat potensi perkebunan yang dikelola Poktan Oibama bisa berkembang.   
Setelah berhasil mengembangkan tanaman hortikultura jenis tomat, cabai, buah semangka, melon, pepaya dan tanaman lainnya. Tidak membuat Kelompok Tani (Poktan) Oibama berpuas diri. Kali ini poktan yang berada di Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit ini, kembali dipercaya untuk mencoba mengembangkan tanaman padi.
Rabu lalu (21/9) Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan (DP4KP) Palangka Dandim 1016/Plk Letkol Alfius pertama kali melakukan penanaman padi ini di lahan milik Poktan Oibama.
Uji coba tanam padi itu, menjadi langkah awal untuk pengembangan tanaman padi di Kota Palangka Raya. Apalagi, Kementerian Pertanian (Kemenpan) RI bersama dengan TNI menjadi pelaksana sistem swakelola program cetak sawah. Semoga ujicoba penanaman padi di Poktan Oibama menjadi langkah awal untuk membuka lahan pertanian di Kota Palangka Raya yang dikenal dengan tanah gambutnya.
Dengan terbukanya lahan perkebunan di tanah gambut, tentunya ini menjadi salah satu upaya untuk mengurangi potensi kebakaran di lahan gambut. Sehingga dengan dikelolanya lahan ini, bencana seperti kabut asap pada 2015 silam tidak terulang lagi.
Namun, di sini yang terpenting. Pemerintah jangan hadir ketika lahan yang dikelola sudah berhasil saja.Tapi, harus menjadi pembina dan pengawal atau penyuluh kepada petani. Dengan demikian,saya yakin apabila pertanian di Palangka Raya dikelola dengan baik. Kebutuhan pokok, seperti sayur-sayuran maupun buah-buahan tidak perlu dari luar lagi, dan pada akhirnya harga kebutuhan pokok di Palangka Raya khususnya dan Kalteng secara umum bisa teratasi. (*)