|
Anggota Poktan Oibama ketika panen tomat 15 September 2016 |
Gairah
Warga Mengolah Lahan Gambut di Kalteng
KONDISI tanah di Kota
Palangka Raya, Kalteng. Dikenal dengan tanah berpasir dan gambut, hal ini
tentunya tidak memungkinkan sebagai lokasi atau areal untuk membuka lahan menanam
tanaman hortikultura atau sayur-sayuran dan buah-buahan, apalagi untuk menanam
padi. Sepertinya sangat tidak mungkin dilakukan di lahan gambut yang setiap
musim hujan selalu tergenang dan rawan terbakar ketika kemarau tiba.
Permasalahan ini tentunya menjadi
penyebab, kenapa Kota Palangka Raya khususnya, selalu mengimpor kebutuhan pokok
seperti sayur-sayuran, beras hingga ayam ras dari provinsi tetangga yakni
Kalimantan Selatan (Kalsel). Jangan heran, kalau pendatang yang baru ke
Palangka Raya kaget ketika berbelanja kebutuhan pokok. Karena harganya sedikit
lebih malah dari daerah lainnya.
Melihat ketergantungan ini, masyarakat
mencari terobosan dan cara untuk mengelola lahan gambut agar menjadi tanah
subur dan menghasilkan. Adalah kelompok (Poktan) yang benar-benar serius
mengelola lahan gambut, agar bisa subur dan menghasilkan.
Namun, bagi Kelompok Tani (Poktan)
Oibama di Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit, tidak ada yang sulit untuk
mengolah lahan gambut, berpasir.
Saya berkesempatan melihat langsung
lokasi Poktan Oibama, dari Kota Palangka Raya berjarak kurang lebih 60 km.
Apabila ditempuh dengan menggunakan kendaraan mobil maupun sepeda motor, kita
hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam.
Saya berangkat bersama Ketua Kontak
Tani Nelayan Andalan (KTNA) Palangka Raya Abdul Aziz Suseno, setelah menempuh
perjalanan sekitar satu jam melalui jalan beraspal, dan sekitar 15 melintasi jalan
berpasir. Akhirnya, saya tiba di lokasi Poktan Oibama. Kondisi tanah gambut dan
gersang langsung sirna ketika memasuki
kawasan perkebunan yang dikelola oleh kombinasi masyarakat lokal dan
pekerja dari Pulau Jawa.
Di lokasi perkebunan terbentang lahan
seluas kurang lebih 120 hektare (ha). Lahan tersebut dikelola oleh Poktan
Oibama. Poktan yang tergabung dalam KTNA Palangka Raya ini sekitar satu tahun
terakhir fokus menanam tanaman hortikultura, seperti sayur mayur dan
buah-buahan.
Siapa yang menyangka, di atas lahan
gambut dan berpasir itu, bisa tumbuh dengan subur tanaman hortikultura. Bahkan,
sebagian sayurannya bisa menutupi kekurangan kebutuhan di Kota Palangka Raya.
Seperti sayur tomat, kacang-kacangan, timun, cabai rawit dan cabai keriting.
Kemudian ada buah semangka dan melon.
Hasil perkebunan di Poktan Oibama ini,
tak hanya untuk memenuhi kebutuhan warga Palangka Raya khususnya dan Kalteng
secara umum. Akan tetapi, juga diekspor keluar
Kalteng. Salah satunya, ketika panen semangka pada 2015 lalu. Poktan
Oibama mengekspornya ke Surabaya, Jawa Timur dan Pontianak, Kalimantan Barat.
Total semangka yang diekspor mencapai 50 ton.
Ketua KTNA Palangka Raya yang juga
Ketua Poktan Oibama Abdul Aziz Suseno mengaku sangat bangga melihat semangat
dari pekerja di Poktan Oibama di Kelurahan Pager ini dalam mengembangkan
tanaman hortikultura. Dengan ini, ia mengharapkan masyarakat bisa sadar untuk
bertani. Para pekerjanya pun dilibatkan
masyarakat lokal. Setelah satu tahun berjalan, ternyata hasilnya cukup
menjanjikan.
Abdul Aziz menargetkan, selain
meningkatkan partisipasi masyarakat untuk sadar bertani. Poktan Oibama bisa
membuat masyarakat mandiri, kemudian
tidak tergantung dengan pemerintah, dengan demikian kesejahteraan akan
mengikuti.
“Pertanian sangat menjanjikan,
sayangnya sebagian kaum muda malas bertani. Nah, mindset seperti itulah yang
akan diubah. Imej petani miskin harus kita ubah,” ucap Abdul Aziz.
Selama ini, Abdul Aziz mengakui,
Poktan Oibama bekerja sendiri saat membuka lahan tersebut. Namun, siring
bejalannya waktu, ternyata usaha dan kerja keras pekerja membuat Poktan Oibama
mampu mengolah lahan gambut tersebut. Dengan menggunakan pupuk kandang, lahan
gambut yang tadinya berpasir berubah menjadi tanah yang subur dan menghasilkan.
Melihat gairah Poktan Oibama ini dalam
mengolah lahan gambut menjadi subur, mendapat perhatian serius dari Pemko
Palangka Raya dan Dinas Pertanian dan Peternakan Kalteng. Bahkan Kabid
Pengembangan Produksi Hortikultura Kalteng,
Vinolia Tantri menyebut, Pemprov Kalteng sangat mendukung pengembangan
tanaman hortikultura di Kalteng. Bentuk dukungan tersebut, Distanak Kalteng memberikan
bantuan bibit bawang merah kepada Poktan Oibama. Hal itu diharapkan, untuk mencukupi kebutuhan
bawah di Kalteng.
Keberhasilan Poktan Oibama dalam
mengolah lahan gambut menjadi lahan yang subur, ternyata sampai ke telinga
pejabat di Kementerian Pertanian RI. Sekitar September 2016 lalu, perwakilan
dari Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian RI, melihat langsung lokasi perkebunan Poktan
Oibama. Setelah melihat langsung, Husni pejabat dari Dirjen Hortikultura mengaku,
potensi sangat luar biasa untuk pengembangan tanaman hortikultura.
Meskipun tanah gambut, kata dia,
perkebunan yang dikelola Poktan Oibama ini sangat bagus. Asalknya diperbanyak
untuk pupuk kandangnya. Intinya kita melihat potensi perkebunan yang dikelola
Poktan Oibama bisa berkembang.
Setelah
berhasil mengembangkan tanaman hortikultura jenis tomat, cabai, buah semangka,
melon, pepaya dan tanaman lainnya. Tidak membuat Kelompok Tani (Poktan) Oibama
berpuas diri. Kali ini poktan yang berada di Kelurahan Pager, Kecamatan
Rakumpit ini, kembali dipercaya untuk mencoba mengembangkan tanaman padi.
Rabu lalu
(21/9) Dinas Pertanian, Perkebunan, Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan
(DP4KP) Palangka Dandim 1016/Plk Letkol Alfius pertama kali melakukan penanaman
padi ini di lahan milik Poktan Oibama.
Uji coba
tanam padi itu, menjadi langkah awal untuk pengembangan tanaman padi di Kota
Palangka Raya. Apalagi, Kementerian Pertanian (Kemenpan) RI bersama dengan TNI
menjadi pelaksana sistem swakelola program cetak sawah. Semoga ujicoba penanaman
padi di Poktan Oibama menjadi langkah awal untuk membuka lahan pertanian di
Kota Palangka Raya yang dikenal dengan tanah gambutnya.
Dengan
terbukanya lahan perkebunan di tanah gambut, tentunya ini menjadi salah satu
upaya untuk mengurangi potensi kebakaran di lahan gambut. Sehingga dengan
dikelolanya lahan ini, bencana seperti kabut asap pada 2015 silam tidak
terulang lagi.
Namun, di
sini yang terpenting. Pemerintah jangan hadir ketika lahan yang dikelola sudah
berhasil saja.Tapi, harus menjadi pembina dan pengawal atau penyuluh kepada
petani. Dengan demikian,saya yakin apabila pertanian di Palangka Raya dikelola
dengan baik. Kebutuhan pokok, seperti sayur-sayuran maupun buah-buahan tidak
perlu dari luar lagi, dan pada akhirnya harga kebutuhan pokok di Palangka Raya
khususnya dan Kalteng secara umum bisa teratasi. (*)